Kabar baik sobat Punggawa? Bosan dengan yang
serius-serius nih, sesekali nulis yang ringan aja yach... itung-itung untuk
selingan. Kesempatan yang baik ini, punggawa pengen nulis sebuah cerpen untuk
pengunjung setia blog Punggawa. Moga berhasil sedikit menghibur.
Cerita pendek
ini berasal dari sebuah kisah nyata seorang buruh harian lepas di sebuah
perseroan terbatas milik swasta di sebuah kawasan perkebunan sawit.Punggawa
bercerita berdasarkan pengamatan langsung dan sedikit cerita kisah hidup sang
tokoh. Punggawa harap, cerita ini bisa menjadi tauladan buat kita semua.
Disebuah
pedesa’an yang tidak terlalu ramai, ada sebuah keluarga yang hidup cukup
pas’pasan.keluata ini dikaruniai seorang anak perempuan yang mungil dan cantik.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sang ayah dari keluarga ini bekerja
sebagai buruh harian lepas di sebuah perseroan terbatas yang bergerak dalam
bidang perkebunan dan komoditi lahan sawit. Sebagai buruh harian lepas, penghasilanya
pun hanya pas-pasan dan terhitung sangat minim. Padahal, sang ayah harus
menghidupi istri dan anak yang baru saja dilahirkan oleh sang istri. Namun
karna rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga, walau pekerja’anya dirasa
sangat berat dan tidak sesuai dengan gaji yang didapat, namun sang ayah dengan
penuh kesabaran dan ketekunan tanpa mengenal lelahterus berjuang mencari
nafkah.
Rasa capai,
penat dan himpitan ekonomi, sudah menjadi teman sehari-harinya. Namun sang ayah
tak pernah mengeluh, bahkan sedikitpun tak pernah kendur semangatnya. Luar
biasa!! Sebuah contoh positif yang bisa kita amati setiap harinya. Ketika ada
masalah atau beban yang dirasa sangat berat untuk ditanggung, sang ayah sering
mengajak istri yang dia sayangi untuk membicarakan masalah tersebut, tujuanya
adalah mencari solusi yang bai untuk keluarganya. Benar-benar contoh yang
sangat baik untuk keluarga-keluarga yang mengalami nasib sama dengan keluarga
ini.
Suatu
ketika, sang istri mengalami sakit parah dan harus dirawat dirumah sakit.
Dengan mimik bingung, sang suami menceritakan bebannya ini kepada keluarganya
yang berada di desa tempat kelahiranya. Namun karna keluarganya juga tergolong
kurang mampu, akhirnya mereka menyarankan untuk mengajukan permohonan bantuan kepada
pihak PT tempatnya bekerja.
Syukurlah....
Pihak PT tempatnya bekerja sanggup memberikan bantuan
biaya kepada keluarga ini untuk dirawat dirumah sakit. Selama sang istri
dirawat di rumah sakit dikota madya, sang suamipun melanjutkan pengapdianya
sebagai buruh harian lepas di PT tempatnya bekerja tadi. Dengan hati gundah
karna istrinya yang sedang dirawat, sang suami memaksakan seluruh tenaganya
untuk tetap bekerja dengan sebaik-baiknya. Tanpa henti dia bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bukan sampai disitu saja kerja kerasnya pun
disertaidengan kejujuran yang semua orang mengetahuinya.
Setelah
dirawat selama sebulan, sang istri akhirnya sembuh dari sakitnya. Hati sang
suamipun lega. Setelah sang istri kembali kerumah, sebagai ungkapan rasa
syukurnya kepada Tuhan, sang suami mengajak seluruh keluarga untuk mengadakan
syukuran dirumahnya. Haripun berlanjut, dan sang suami harus kembali
melanjutkan aktifitas sehari-harinya sebagai buruh di tempat kerjanya. Dengan
penuh semangat yang baru, dan sebagai ungkapan terimakasihnya terhadap PT tempatnya bekerja yang telah bersedia
menanggung biaya pengobatan istrinya, semangat kerja dan pengapdianyapun ia
tingkatkan. Tanpa rasa lelah ataupun keluhan, sang suami ini bekerja tanpa
kenal capek. Semua perintah dari atasanya pun tak ada yang ia tinggalkan.
Semuanya berhasil ia kerjakan dengan baik.
Melihat kerja
keras yang diimbangi dengan kejujuran dari sang ayah ini, pihak pimpinan PT
tempatnya bekerja pun memberi apresiasi positif buat sang ayah in, tak lama,
pihak PT mengangkatnya menjadi mandor tanpa syarat kepada suami ini. Luar
biasa!! Kerja keras dan kejujuranya selama ini, sudah tergantikan dengan buah
manis yang sedikitpun belum pernah dia bayangkan sebelumnya.
Begitulah sobat punggawa, seperti peri bahasa yang sering
kita dengar, bahwa jika kita menabur hal yang baik, maka kita juga akan menuai
kebaikan. Demikian sedikit cerita pendek yang bisa Punggawa tulis. Semoga
bermanfa’at dan bisa menjadi contoh yang positif buat para pembaca.